Scroll images by bigoo.ws

DEMI MASA

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

LAJNAH DPPKJ
KENALI PAS
Sistem Islam VS Sistem Kufur
Friday, April 14, 2006
Allah SWT telah menjadikan agama Islam ini sempurna.Nikmat-Nya pun telah Dia sempurnakan. Semua ini merupakan ketetapan Allah SWT Zat Yang Maha Mulia yang tidak akan pernah berubah. Di dalam al-Qur'an,Allah SWT telah mewahyukan:
"Telah sempurnalah kalimat Rabb-mu (al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah kalimat-kaliamat-Nya. Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [TMQ. Al-An'aam (6):115]
Demikian pula firman-Nya:
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian dien kalian, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku, serta Aku redhai hanya Islam menjadi agama bagi kamu." [TMQ. Al-Maa'idah (5): 3].
Sungguh jelas sekali, kesempurnaan agama Islam dan kecukupan nikmat ini merupakan anugerah yang tidak terhingga daripada Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya.Bukan sekadar itu sahaja,anugerah lainnya adalah Dia Zat Yang Maha Gagah yang menjaga dan memelihara Al-Quran Al-Karim dari tangan-tangan yang cuba untuk mengubah atau menggantinya.

Allah telah berfirman dalam kitab-Nya:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an (Adz Dzikr), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." begitu firman-Nya dalam surat al-Hijr (15) ayat 9.
Penyempurnaan dan pemeliharaan Allah SWT ini,menunjukkan bahawa Al-Quran tersebut merupakan hujjah bagi manusia hingga hari kiamat. Oleh sebab itu, setiap kaum muslimin wajib mengikuti semua yang dibawa oleh Rasulullah SAW dengan cara berpegang teguh kepada Al-Quran dan terikat dengan As-Sunnah sekuat-kuatnya, termasuk di dalam metod dakwah untuk menegakkan Islam. Rasulullah SAW telah diberi oleh Allah SWT suatu jalan (sabil/thariqah) dalam usahanya menegakkan Islam.
"Katakanlah: Inilah jalan-Ku (sabili), aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." begitu firman-Nya dalam surat Yusuf [12] ayat 108.
Di dalam sirah Rasulullah SAW, diriwayatkan secara mutawatir bahawa baginda SAW tidak pernah bergabung dengan pemerintahan/kekuasaan yang menerapkan hukum-hukum kufur. Ini saja sudah cukup untuk menjelaskan bahawa tauladan yang diberikan oleh utusan pilihan Allah SWT tersebut ialah tidak bergabung dengan pemerintahan mana pun yang tidak menerapkan Islam, apalagi menerapkan hukum-hukum kufur. Padahal, Allah SWT menegaskan:
"Sungguh, di dalam diri Rasulullah itu terdapat tauladan baik bagi kamu." [TMQ. Al-Ahzab (33): 21].
Ada juga segelintir masyarakat yang terpengaruh dengan cara berfikir Barat,mengatakan dengan alasan kemaslahatan boleh bergabung dengan pemerintahan yang menerapkan hukum bukan Islam. Padahal, kemaslahatan bukanlah sumber hukum Islam. Begitu pula, yang lebih mengetahui tentang kemaslahatan bagi manusia adalah Pencipta Manusia yakni Allah SWT bukannya manusia itu sendiri. Jadi, dalam kacamata Islam,kemaslahatan yang hakiki justru terletak dalam pelaksanaan hukum syara. Kaedah usul ada menyebutkan "Dimana ada hukum syara, di situlah ada kemaslahatan".
Begitu juga di antara dalih-dalih mereka bahawa pemerintahan jahiliyyah pada zaman Nabi SAW berbeza dengan pemerintahan masa sekarang.Hakikatnya,tiada bezanya pemerintahan jahiliyah dan juga pemerintan zaman sekarang.Pada zaman jahiliyah tersebut,hukum dan aturan Allah tidak diditerap dan dilaksanakan.Begitu juga halnya dengan pemerintahan sekarang.Hukum dan aturan Allah SWT tidak juda diterap dan dilaksana ke atas kaum muslimin.Namun demikian,tidak boleh dijadikan alasan kebolehan bergabung dengan pemerintahan yang menerapkan hukum kufur. Sebab, bila dilihat dengan teliti inti keduanya itu sama: sama-sama tegak di atas dasar bukan Islam dan menerapkan hukum-hukum kufur. Realitinya, pemerintahan dimana pun ketika ini,dasarnya adalah kedaulatan ada di tangan rakyat contohnya:[Sistem Demokrasi Kapitalisme/Sekular @ Sistem Sosialisme/Komunisme]. {Kedaulatan ada ditangan rakyat}. Maknanya, rakyatlah yang berhak menentukan hukum apa yang diterapkan di tengah masyarakat,sebaliknya bukan Allah SWT. Sepatutnya,kalau mengikut sistem pemerintahan Islam {kedaulatan di tangan syara/Allah SWT} sebagai pembuat hukum,bukannya manusia yang bersifat lemah,ketergantungan dan terbatas.

Jelaslah,Allah SWT dalam banyak ayat al-Qur'an menegaskan keharaman seorang muslim bergabung dalam pemerintahan demikian{Pemerintahan Kufur}. Diantaranya adalah:
1. Allah SWT mewajibkan ke atas kaum muslimin bahawa hukum Allah-lah yang menjadi dasar pembentukan berbagai perundangan-perundangan,dan melarang kaum muslimin berhukum kepada syariat selain syariat Allah SWT.
"Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. " [TMQ. An-Nisaa' (4): 65].
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. " [TMQ. Al-Ahzab (33): 36].
2. Allah SWT Zat Yang Maha Penghisab,mewajibkan penguasa muslim untuk menerapkan hukum Islam. Sekiranya,dia(penguasa) tidak melakukannya,maka dia dikategorikan sebagai kafir, fasik, atau zalim.
"Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir." [TMQ. Al-Maa'idah (5): 44].
"Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang zalim. " [TMQ. Al-Maa'idah (5): 45].
"Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang fasik." [TMQ. Al-Maa'idah (5): 47].
"Dan hendaklah engkau memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah supaya mereka tidak memalingkan engkau dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. " [TMQ. Al-Maa'idah (5): 49].
3. Ketentuan hukum hanyalah merupakan hak Allah SWT semata.
"Hukum itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar engkau tidak menyembah selain Dia. " [TMQ. Yusuf (12): 40].
4. Salah satu sifat orang munafik adalah mengaku beriman kepada Allah SWT tetapi berhukum kepada hukum thaghut [hukum selain hukum Islam].
"Apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya beriman kepada apa yang diturunkan kepada engkau dan kepada apa yang diturunkan sebelum engkau? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka tela diperintahkan mengingkari thaghut itu. Dan syaithan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya. " [TMQ. An-Nisaa' (4): 60].
5. Tidak boleh meninggalkan hukum Allah.Sebaliknya mereka beralih kepada hukum selain-Nya.
"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? " [TMQ. Al-Maa'idah (5): 50].
6. Allah SWT mengharamkan ke atas kaum muslimin menjadi teman rapat [bithanah] penguasa atas dasar bukan Islam.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman dekatmu orang-orang yang di luar kalanganmu (tidak beriman kepada apa yang diturunkan Allah). " [TMQ. Ali-Imran (3): 118].
7. Allah SWT mengharamkan ke atas kaum muslimin berwali kepada selain mereka.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali kamu, sebahagian mereka wali bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: 'Kami takut akan mendapat bencana'. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka kerana itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. " [TMQ. Al-Maa'idah (5): 51 - 52].
Ayat-ayat tersebut dengan tegas melarang kaum muslimin menjadikan orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang yang berwali kepada mereka sebagai wali.Walaupun penguasa di negeri-negeri kaum muslimin sekarang bukan Yahudi, Nasrani ataupun orang musyrik. Namun demikian, mereka itu berwali kepada kaum kafir tersebut. Oleh sebab itu,siapa-saja yang berwali kepada orang yang berwali kepada Yahudi dan Nasrani,maka ia telah berwali kepada Yahudi dan Nasrani itu.
Berdasarkan penjelasan di atas,jelas sekali secara qath'i tsubut dan qath'i dilalah, haram hukumnya bergabung dengan pemerintahan yang menerapkan hukum selain hukum Islam,samada sebagai anggota mahupun dalam pemerintahan.Hakikatnya jelas,bahawa hukum bergabung dengan sistem pemerintahan kufur yang menerapkan syariat bukan Islam adalah haram.
posted by jasindaily online @ 5:51 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
DPPKJASIN

Name: jasindaily online
Home: Jasin, Melaka, Malaysia
About Me: Di bangunkan pada bulan April 2005
See my complete profile
CORETAN YANG LALU
ARKIB JASNIDAILY
POWERED BY

Free Blogger Templates

BLOGGER

© 2005 Info Template by Isnaini Dot Com